Anak Dalam Tubuh Dewasa

“We are all children with wrinkles”, ungkapan ini saya kutip dari web www.garythink.com, milik Gary Craig, founder teknik EFT (Emotional Freedom Technique – teknik untuk melepas emosi negatif dengan cepat dan efektif), maksudnya kita (orang-orang dewasa) adalah anak-anak dengan kerutan (di wajah).

Saya sangat setuju dengan ungkapan Gary Craig ini, karena dari pengalaman saya melakukan hipnoterapi kepada sekitar 1000 klien, rata-rata akar permasalahan klien terjadi di masa kecil. Jadi selalu akan ada pemikiran, pola pikir dan perasaan anak-anak dalam tubuh orang dewasa.

Rata-rata permasalahan orang dewasa, melalui penggalian akar masalah dalam hipnoterapi terjadi di masa anak-anak, di rentang usia 1-10 tahun, bahkan ada beberapa kasus terapi dimana akar masalah klien terjadi saat klien masih berupa janin dalam kandungan.

Sebagai contoh : permasalahan orang dewasa yang minder, tidak percaya diri (citra diri yang rendah), hal ini disebabkan saat orang tersebut suatu saat dimasa anak-anaknya, mengalami suatu peristiwa yang dimaknai negatif dan menghasilkan emosi negatif serta mulai membentuk pola pikir negatif si anak mengenai peristiwa tersebut.

Saya berikan contoh hipnoterapi yang saya lakukan untuk kasus minder, tidak percaya diri.

Seorang klien pria berusia 40 tahun, menjabat sebagai Kepala Jurusan di sebuah Universitas. Beliau datang dengan keluhan rasa minder yang sangat saat harus menjadi pusat perhatian. Setelah penggalian permasalahan dan proses pola asuh beliau di masa kanak-kanak, proses hipnoterapi dimulai.

Dari pikiran bawah sadar beliau didapatkan bahwa akar masalah perasaan minder tersebut bermula saat hari pertama masuk TK. Sang anak kecil yang diantar papanya datang terlambat, melihat calon teman-temannya sudah duduk rapih di dalam kelas, sang guru sedang berbicara. Dan si anak ini memperhatikan, kok sepertinya anak-anak di dalam kulitnya putih-putih, dia merasa dirinya hitam kulitnya. Lalu dia minta papanya mengantar kedalam, karena di dalam kelas dia melihat anak-anak ditemani orang tuanya.

Tapi papanya seorang yang mau mengajar anaknya untuk menjadi pemberani dengan caranya sendiri menurut pola pikirnya sendiri dan memaksa si anak masuk sendirian. Terjadilah konflik batin yang hebat dalam diri si anak, antara menghadapi kondisi di dalam kelas, sudah datang telat, sendirian tidak diantar, kulitnya hitam diatas rata-rata dengan ketakutannya kepada papanya yang galak.

Akhirnya ketakutan kepada papanya menang, dengan terpaksa dia masuk ke dalam, panik, malu, minder menjadi pusat perhatian, merasa berbeda (kulit hitam) dari anak-anak yang lain dan takut dimarahi gurunya. Memang tidak terjadi apa-apa saat si anak masuk, semua berjalan baik-baik saja. Tapi ketakutan yang dialami si anak di saat itu menghadapi situasi dan kondisi tersebut tertanam kuat di pikiran bawah sadarnya. Pikiran bawah sadarnya merekam momen dan situasi kondisi tersebut dan emosi negatif (yaitu rasa takut dan minder yang kuat) yang dirasakannya, dan kemudian selanjutnya pikiran bawah sadar si anak menimbulkan rasa takut yang kuat setiap kali pikiran bawah sadarnya merasakan si anak akan mengalami kembali situasi dan kondisi yang mirip atau mendekati situasi dan kondisi traumatis yang pernah dialaminya (yaitu menjadi pusat perhatian).

Kasus hipnoterapi lain yang membuktikan bahwa umumnya permasalahan seseorang akar masalahnya terjadi dimasa kecilnya, adalah kasus hypnoslimming. Seorang wanita usia 28 tahun dengan tinggi sekitar 155 cm dan berat badan 78 kg. Klien ini mengatakan bahwa berat badannya naik sebesar 5 kg perbulannya dalam 2 bulan terakhir. Pemicunya adalah putus hubungan dengan pacarnya. Setelah putus dengan pacarnya, dia makan tidak terkendali, terutama ngemil. Klien sadar bahwa dirinya kenyang setelah makan, tapi tidak dapat menahan dorongan untuk ngemil terutama gorengan.

Saat proses hipnoterapi dilakukan, perasaan ingin ngemil walau sudah kenyang membawanya kesuatu peristiwa diusia sekitar 9 tahun. Dalam peristiwa tersebut si anak, bertiga bersama sepupu dan teman sepupunya sedang makan gila-gilaan.

Berikut kurang lebih dialog yang terjadi :

Saya : ‘ makan apa sih sampai mesti gila-gilaan?’

klien : ‘makan gulai usus’

Saya : ‘emang enak banget ya gulai ususnya sampai makannya gila-gilaan gitu’

Klien : ‘engga kok, biasa aja’

Saya : ‘lalu kenapa mesti makan gila-gilaan, biasa aja kaleee….’

Klien : ‘soalnya kata saudara saya, biar asik, kita mesti makan gila-gilaan’ (nah ini sugesti yang masuk menjadi program negatif yang diterima sebagai belief dipikiran bawah sadarnya).

Lalu saya mengedukasi pemaknaan si anak dalam peristiwa tersebut untuk mengeliminasi program negatif yag membuat dia makan berlebih. Setelah selesai terapi si klien berkata : ‘Kok saya merasa kenyang ya?’. Padahal saat terapi saya tidak kasih makan lho he..he..he…

Dan begitu banyak lagi kasus terapi menggunakan hipnoterapi yang saya lakukan membuktikan bahwa, akar masalah seseorang umumnya terjadi dimasa kecilnya, berupa value-value, belief-belief, konsep-konsep, aturan-aturan yang diterima sebagai data base di pikiran bawah sadarnya, yang kemudian menjadi akar masalah ketika ada suatu pemicu didalam proses perjalanan hidupnya.

Ada juga kasus seorang dewasa berumur 55 tahun yang sangat takut kepada ibunya, setiap ibunya datang berkunjung atau menelepon dia akan sangat ketakutan, Itulah perasaan dan pemikiran yang dibawa dari masa kecilnya akibat segala peristiwa yang berhubungan dengan ibunya dimasa kecilnya.

Bahkan dalam hipnoterapi yang saya lakukan, saya pernah menterapi seorang istri yang sakit hati dan sangat marah kepada suaminya karena suaminya karena selingkuh. Dia mau memaafkan suaminya tapi tidak bisa.

Perasaannya tersebut (emosi negatif yang timbul akibat perselingkuhan suami) membawanya kesuatu peristiwa dimasa kecilnya, saat dia berusia 5 tahun dan melihat mamanya memukul wajah papanya sehingga berdarah karena papanya selingkuh. Jadi si anak kecil tersebut mengcopy paste emosi negatif (kemarahan dan sakit hati mamanya) dan perilaku mamanya saat suaminya selingkuh sebagai suatu data base atau program yang berhubungan dengan peristiwa selingkuh. Dan data base yang berhubungan dengan peristiwa selingkuh diaktifkan oleh suatu pemicu dimasa dewasanya, yaitu perselingkuhan suaminya.

Jadi memang benar ungkapan Gary Craig di awal tulisan saya di atas bahwa ‘kita semua (orang dewasa) adalah anak-anak dengan kerutan di wajah’ karena begitu banyaknya program pikiran di pikiran bawah sadar kita baik positif maupun negatif, adalah program yang tertanam saat kita masih anak-anak, masih sangat kecil, ketika pikiran bawah sadar kita hanya seperti sebuah kertas putih bersih dan kosong, siap menampung tulisan apapun yang akan dituiskan tanpa kuasa untuk menyaringnya. Jika hal-hal baik yang tertulis, maka baik pula apa yang bisa dibaca disaat kita dewasa dan demikian pula sebaliknya.

Namun ibarat kertas putih kosong yang ditulisi tersebut, jika ada kesalahan dalam penulisan, selalu ada jalan untuk memperbaikinya, bisa dihapus dan ditulis ulang. Demikian pula melalui hipnoterapi, program-program negatif yang tertanam dimasa kecil dan menimbukan masalah saat dewasa, bisa diperbaiki dan ditulis ulang, menjadi suatu program yang memberdayakan diri kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup kita.